#3#
*Restu*
Agak sedikit khawatir ketika mendapatinya dari kaca spion kalau anak Ibu sama Ayah tertidur, mestinya tadi pakai mobil, rasanya ngga tega mau puter balik aja biarin dia tidur dirumah, seharusnya hari ini gak usah ajak dia keluar, main ditempat Om sama Tante aja mestinya.
"Kamu baik-baik aja mas" Ucap Kanaya yang membuyarkan lamunan Restu tiba-tiba.
"Kok bangun Kak??" Tatap Restu dari spion.
"Tidur aja ngga ko" Jawabku singkat. "Tapi emang serasa mimpi"
Baru dipertemuan kali ini, Kanaya benar-benar mencurahkan apa yang menjadi dia rindukan saat ini, ya aku sendiri menyadarinya. Rasanya menjadi sangat berat untuk kambali ke Bandung. "Kak kuliah di Bandung aja yuk" Ujarku menghiburnya.
"Ishhhh gamau ahhhh" Sahutnya.
"Kan biar aku bisa tetap jadi bodyguard anaknya Ayah sama Ibu"
"Kan anaknya Ayah sama Ibu udah gede Mas, gak akan ada yang berani macem-macem"
"Yaudah nanti biar aku tulisin -Yang Punya Galak- Hahaaaaa"
"Jangan nanti pada takut sama aku gimana?"
"Tapikan jadinya gak ada yang berani macem-macem, jadinya aman"
"Ehh kalau sama kamu ada yang macem-macem gak si Mas? Teman Cewe kamu banyak?" Tanya Naya penasaran.
"Kepo ya, Cewe mana si yang gak kenal sama aku hahaaa"
"Ohhh"
"Jangan gitu dong Kak, nanti aku berat balik lagi ke Bandungnya"
"Ehh tunggu deh Mas, maaf ya, Ayah kamu tinggal di Bandung kan? Selama kamu di Bandung kamu sering ketemu dia Mas?"
"Aku itu di Bandung sibuk sama kuliah aku sayang" Jawabku sambil tersenyum, aku sama sekali tidak mengabari sesorang yang semestinya menjadi seorang Ayah untukku, aku rasa ini bukan hal penting untuknya, keberadaanku di Bandung memang tidak lain hanya untuk kuliah bukan hal-hal yang selain dari itu.
"Ohhh iya deh" Nayapun hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Kamu sering-sering dong Kak main ke tempat di Bandung, jadi aku bisa jemput kamu disana, jangan kaya waktu itu, kamu ke Bandung tapi aku lagi diperjalanan ke Jakarta, kan gak lucu jadinya"
"Lagian kamu pakai segala mau kasih surprise gak kabar-kabarin aku mau ke Jakarta"
"Ahhh samanya juga"
"Hikssss iya sihh, lain kali gak usah deh kasih surprise kaya gitu"
~~~~
Pantas saja waktu Restu buatku semakin sedikit semenjak kuliah, akupun saat ini merasakan hal yang sama, dunia perkuliahan lain dengan masa-masa SMA yang masih bisa kita pakai dengan sedikit santai.
"Wah bagus tuh yah, emang seharusnya Ayah punya pegawai. Jadi ayah gak perlu bingung untuk nganter pesanan-pesanan sendiri. Tapi jauh-jauh banget Yah dari Bandung" Ucapku.
"Iya, Mang Asep sama Bi Laras masih kenal sama keluarga Ayah di Bandung, terus juga katanya nanti ada si Bagas juga yang kerja ditempat Om Hendra dikirim kesini"
"Ohh Bagus atuh Yah kalau begitu" Sahut Ibu.
"Kuliah kamu gimana Kak?" Tanya Ayah.
"Hahhh Alhamdulillah lancar Yah, akhir bulan ini sudah mulai ada wawancara-wawancara, aku harus cari informasi-informasi buat berita di Radio sekolah" Semakin sibuk memang, tapi berkat dunia yang seperti ini, aku jadi lebih merasa dewasa. Aku juga mau Restu tetap fokus sama kuliahnya, gak usah pusing-pusing fikirin untuk bulak-balik Bandung-Jakarta.
"Ohhh, pinter-pinter jaga kesehatan berarti Kak. Kakak hari ini libur??" Tanya Ayah.
"Iya yah, kalau kuliah mah Kakak udah berangkat dari tadi"
"Yaudah Kakak sama Ibu sekalian aja ikut ke Bandung, biar sekalian kita main kesana" Dan ucapan Ayah kali inipun mengejutkanku.
"Hayuu atuh yah kk~"
"Dasar si Kakak, semangat banget. Pasti yang ada difikirannya mau ketemu Restu"
"Wahhh Ibu hebat banget hikssss, jadi malu" Ibu tau aja ya hihii, habis orang yang dikangeninkan emang ada di Bandung huhuu.
Sumpah ya orang tadi mirip banget Restu, tapi barusan dia bilang dia ada diKostan. Kalau Restu bohong kayanya emang gak mungkin deh, mirip doang kaliya, tapi deket banget sama Cewe itu. Itu Restu bukan si, aaaa aku tau Cewe Bandung itu cantik-cantik. Hushhhhh gak boleh berfikiran kaya gitu Kanaya, jauh-jauhhhh.........................................................
"Bu aku jalan dulu ya sama Restu" Ucapku ketika Restu tiba dirumah Mang Asep.
"Yaudah nanti pulangnya kerumah Om Hendra aja ya, Ibu sama Ayah disana"
"Restu, titip si Kakak ya, nanti dia nyasar diBandung lagi" Ujar Ayah sambil meledekku.
"Hehe Iya om, Assalamu'alaikum"
~~~~
*Restu*
Sudah 2 bulan ini gak ketemu si Kakak, bingung juga mau ke Jakarta tapi lagi banyak tugas. Emang si si Kakak sering keluar sama Mama, tapi tetap aja gw pribadi gak ketemu-ketemu dia.
*1 Pesan Masuk*
2013/05/21 19:25
08132105***
Lo udah hampir 2 tahun kuliah di Bandung tapi gak pernah kabarin gw? Gw mau ketemu lo sekarang, tunggu gw didepan jalan ke Kostan lo!
Arghhhhh, ngapain si Mama bilang kalau gw kuliah di Bandung, nanti jadi ribet ini urusannya.
"Lo bodoh banget si, lo punya saudara di Bandung dan 2 tahun ini lo tinggal di Bandung tapi lo diem-diem aja"
"Lebay banget lo Dho gw sempet tinggal dirumah Nenek ko, gw di Bandung juga buat kuliah, dan sejauh ini gw masih baik-baik aja jalanin semuanya kaya gini"
"Ya seengganya lo bilang sama abang lo, gw juga gak akan bilang ke bokap kalau lo ternyata ada di Bandung"
"Lo bilang ke bokappun gak masalah, toh bokap gak akan perduli kan"
"Res dia itu tetap bokap lo sampai kapanpun, Mama bakalan kecewa kalau tau lo masih dendam sama bokap. Bokap emang salah udah ninggalin Mama, tapi dia tetap bokap lo"
"Ahhhh pusing gw Dho" Kenapa mesti ngebahas ini si!!!
"Lo kuliah jurusan IT? Mending lo di Kostan gw daripada disini, Kostan gw juga sering kosong"
"Gak tinggal sama bokap?"
"Capek gw tinggal sama bokap, bokap juga pergi-pergian mulu, selama keuangan gw lancar, biarin aja semuanya berlangsung kaya gini"
"Pacar lo anak Bandung juga?" Tanya gw penasaran.
"Iya. Mama apa kabar? Kalau ke Jakarta sampein salam gw buat Mama"
"Dia tau gw?" Ahhh konyol banget pertanyaan gw. "Lo aja temuin Mama ke Jakarta"
"Gw gak cerita apa-apa kedia, gw canggung sama Mama kalau harus datang kerumahnya, gw gak biasa disana"
"Itu rumah lo juga, kenapa mesti canggung"
"Ya mungkin buat lo biasa aja karena lo tinggal disana"
"Lo diBandung kuliah gak si??"
"Gw kuliah jurusan Broadcast, gw tidur sini ya. Besok pagi bangunin gw kalau lo mau kuliah"
Ahhhh seandainya gw bisa nolak, gw sebenarnya risih dia disini meskipun dia saudara gw sendiri.
"Gw gak bikinin lo sarapan, tapi dimeja ada roti, lo bisa bikin sendiri" Ucap Restu yang sudah bersiap-siap untuk berangkat kuliah.
"Cewe lo?" Tanya Restu yang barusan mungkin dengar pembicaraan gw ditelepon dengan Kanaya. "Anak Jakarta? Kuliah juga?"
"Iya, dia 2 tahun dibawah gw"
"Udah lama pacaran? Mama kenal?"
"4 tahun kurang lebih, kenal, Mama kenal dekat sama Ibunya"
"Ohhh, lo satu sekolah sama dia? Tapi lo pacaran sama dia bukan karena dijodohin kan?"
"Iya, dia adik kelas gw. Ya nggalah, emang lo pacaran sama cewe lo dijodohin bokap?"
"Ya ngga, lo fikir gw mau dijodohin. Yaudah gw pulang, kalau ada apa-apa kabarin gw aja"
Ternyata kehidupan lo keras juga, seharusnya lo juga ikut nyokap, bokap juga kenapa gak biarin nyokap ngerawat kita berdua, gw percaya kok nyokap bisa!!
~~~~
*Restu*
"Bodoh banget si lo sampai bisa kecelakaan gini? Bokap dimana? Nyokap dikit lagi sampe" Ucap gw sesampai dirumah sakit.
"Bokap lagi keluar kota sama istrinya. Lo kenapa bilang kenyokap!!!"
"Lo juga anak Mama, dia harus taulah anaknya kecelakaan gini. Cewe lo udah tau?"
"Gw sengaja gak kasih tau dia. Lo tolongin gw ya, jagain dia selama gw sakit, gw khawatir dia ngelakuin hal konyol kayak semalem"
"Lo gila Dho???!!!! gimana bisa gw jagain dia sementara?!!"
"Semalem dia hampir bunuh diri pas gak sengaja mergokin bokapnya sama cewe lain. Makanya pas tengah malem gw pulang gw bingung, jadilah begini, hilang fokus. Gw ngerti perasaannya dia gimana, apalagi dia cewe, lain sama posisi kita yang waktu itu masih kecil dan gak ngerti apa-apa. Gw juga gak bilang kalau gw punya saudara kembar, jadi dia gak akan curiga. Gak lama kok, sampai gw bisa jagain dia lagi"
Ahhh apaan lagi si ini, ya kasian si emang. Gw juga sebisa mungkin maunya tetap ada disamping Kanaya, tapi kalau harus pura-pura jadi Ridho ya gw gak yakin bisa bantu dia.
"Ini fotonya, namanya Icha. Nanti lo tanya gw aja kalau lo bingung mau gimana-gimana"
"Papah kamu kemana?" Tanya seseorang yang baru saja memasukki ruang rawat inap"
"Restu keluar dulu ya Ma"
"Kok kamu bisa sampai kecelakaan gini? Tinggal dirumah Nenek aja buat sementara, atau dirumah Mama diJakarta"
"Udah Ma, dirumah Nenek aja, gak mungkin kalau diJakarta, kejauhan"
"Yaudah, yang penting kamu cepat sembuh. Mama gak bisa lama-lama, habis ini Mama kerumah Nenek deh, nanti Mama langsung balik lagi keJakarta ya Dho, ada pasien yang harus dioperasi nanti sore. Kamu baik-baik ya, telepon Mama aja kalau gak Restu kalau butuh apa-apa" Mamapun keluar ruangan dan menghampiri Restu. "Jagain abang kamu ya, Mama gak bisa lama-lama"
"Iya Ma, hat-hati dijalan" Restupun kembali menghampiri Ridho. "Gw anter lo kerumah Nenek nanti.
"Res, lo tinggal di Kostan gw aja untuk sementara. Icha satu Universitas sama gw. Dia ambil Jurusan Psikolog, sebenarnya dia cukup dewasa, cuma mungkin karena dia shock ngeliat bokapnya, jadi dia hilang kendali. Makasih ya Res"
"Iya, cepet sembuh lo. Gw juga punya urusan sendiri"
"Iya, siapa juga si yang mau sakit lama-lama"
Kalau patah tulang kaki gw rasa butuh waktu lama buat dia bisa jalan lagi, sebenarnya daripada jagain cewenya dia, mending gw jagain cewe gw sendiri. Tapi perihatin juga si, apalagi cewe itu lebih perasa dan gampang down.
Aaaaa setiap kali jalan sama si Icha inget si Kakak, tiba-tiba mau keJakarta, tapi gimana bisa, bikin alasan apa gw, Ridho aja masih belum bisa jalan padahal sudah hampir 1 bulan.................
Pagi ini tiba-tiba kefikiran si Kakak, apalagi bangun tidur tadi dia langsung telepon. Mau bisa anter jemput si Kakak kuliah, tapi gimana? Udah gak ditinggal di Jakarta sekarang mah.
"Serius Ma? Kakak gimana? Kakak ada disitu?" Sahut Restu ketika mengangkat telepon dari Mamanya diJakarta.
~~~~
NEXT!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar